Sabtu, 22 Februari 2014

Asal-Usul Penyebaran Buah Pepaya

Asal-Usul Penyebaran Buah Pepaya

 

 

Buah pepaya sudah diperkenalkan di Indonesia sejak awal masa penjajahan Belanda, karena itu mungkin tidak banyak yang tau jika buah ini aslinya berasal dari Meksiko (bagian selatan dan utara). Nama 'pepaya' sendiri merupakan adaptasi dari bahasa Belanda yang menyebut buah ini dengan sebutan 'papaja'. Di daerah asalnya, buah ini diberi nama 'papaya' (berasal dari bahasa arawak). Masyarakat jawa menyebut buah ini dengan sebutan 'kates', sedangkan masyarakat sunda dan bali menyebutnya 'gedang'.
Saat ini buah pepaya sudah menyebar hampir ke seluruh dunia, dan dibudidayakan terutama pada daerah-daerah yang mempunyai iklim tropis seperti Indonesia. Dengan majunya ilmu pertanian moderen, saat ini terdapat banyak jenis buah pepaya yang dikenal. Semuanya dikembangkan berdasarkan kegunaan dan selera dari konsumen. Dua jenis buah pepaya yang paling dikenal adalah pepaya bangkok (bentuknya buahnya besar dengan rasa daging buah yang manis dan berair) dan pepaya solo F1 (bentuk buahnya kecil-kecil dengan daging buah yang lebih renyah).
Pohon pepaya biasanya tidak bercabang dan bisa mencapai tinggi hingga 10 meter. Terdiri dari tiga jenis kelamin yaitu pepaya jantan / pepaya gantung (tidak berbuah, bunga tumbuh memanjang dan sering dijadikan obat), pepaya betina (buahnya agak bulat), dan pepaya banci (buahnya besar dan agak lonjong). Para petani di Indonesia lebih senang membudidayakan pepaya banci karena ukuran buah yang lebih besar dan buah yang lebih banyak.


Sumber : Hendra Wibowo

Kulat Bantilung

 Kulat Bantilung


Pada saat musim hujan atau panas-hujan, aneka jenis kulat mudah diperoleh, baik yang hidup di jerami, hidup di pelepah pohon, kayu, batang pisang, batang enau yang lapuk, batang kepala, bahkan kulat yang hidup di tanah.
           Kemudian bila kulat tersebut di dikerumuni binatang kecil  sejenis lalat atau lalat buah, yang disebut oleh masyarakat setempat binatang bari-bari maka kulat itu pasti sehat dan tidak beracun.
Sebaliknya bila kulat tersebut terlihat utuh saja walau sudah berumur tua, dan tidak ada bekas dimakan ulat atau binatang kecil, bahkan dihinggapi binatang kecil saja tidak maka jangan coba-coba memakan kulat tersebut, itu pasti beracun.
Kulat bantilung ini muncul secara musiman, biasanya pada musim tanjang (musim tanam padi), pada musim ini warga setempat sudah siap-siap mencari gundukan tanah tempat banyak hidup kulat bantilung ini, kata Haji Mahlan.
Kulat bantilung banyak dicari karena rasanya, paling enak, cukup hanya disayur bening maka rasanya sudah seperti sup ayam, tambahnya lagi.
Dari sekian jamur yang banyak berada di kawasan Pedalaman Kalsel itu,  terdapat beberapa jenis yang mudah dikeringkan, kemudian bisa dimasak kapan perlu.
Seperti kulat karikit, atau kulat gelimir (jamur kuping) itu bisa di keringkan dan awet berbulan-bulan, kapan perlu di masak dengan apa saja, makanya rasa enaknya tak berubah.
Makanya, banyak jemaah haji asal Kabupaten Balangan atau para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi  membawa banyak kulat yang dikeringkan tersebut kemudian di masak saat berada di sana untuk mengobat kerinduan kampung halaman.


Sumber :
(Hasan Zainuddin/vb/yul)

Waluh juai, balangan, Kalimantan selatan

Waluh juai, balangan, Kalimantan selatan




 
Juai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Balangan,
Kalimantan Selatan, Indonesia.

Di juai Edintik dengan waluh, Yaitu Waluh Juai.
Area penanaman waluh ada di Kecamatan Juai, Di muka Kantor Camat, , Labu atau waluh Unggul varietas juai ini selain ditanam di lahan kebun, bias juga ditanam di rawa lebak yang ditanam di musim kemarau, Waluh ini yang selalu disuguhi sayur bening campus bayam. Jagung dan labu (waluh) . Selain campuran sayur bening, penduduk Kalimantan selatan juga mengolah labu menjadi kue seperti, pais, kolak dan bingka. Buah labu memiliki daya simpan yang lama,
Waluh juai, balangan, Kalimantan selatan
 
Juai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Balangan,
Kalimantan Selatan, Indonesia.

Di juai Edintik dengan waluh, Yaitu Waluh Juai.
Area penanaman waluh ada di Kecamatan Juai, Di muka Kantor Camat, , Labu atau waluh Unggul varietas juai ini selain ditanam di lahan kebun, bias juga ditanam di rawa lebak yang ditanam di musim kemarau, Waluh ini yang selalu disuguhi sayur bening campus bayam. Jagung dan labu (waluh) . Selain campuran sayur bening, penduduk Kalimantan selatan juga mengolah labu menjadi kue seperti, pais, kolak dan bingka. Buah labu memiliki daya simpan yang lama,

Sabtu, 15 Februari 2014

BENTENG TUNDAKAN, Kecamatan Awayan.

BENTENG TUNDAKAN, Kecamatan Awayan.

  



Benteng bersejarah ini berada ditempat terpencil, tepatnya di desa tundakan kecamatan Awayan, peninggalan sejarah pejuang Antasari. Salah satunya Benteng Tudankan. Benteng tundakan salah satu kawasan yang digunakan pejuang sekitar 1858 hingga 1861, Bahkan benteng tersebut sempat digunakan oleh para pejuang kemerdekaan sekitar tahun 1858 hingga 1861, Pangeran Antasari bersama pejuang Kemerdekaan, seperti Temenggung jalil pernah menempati benteng tersebut.

Dari sekian banyak peninggalan sejarah perjuangan Pangeran Antasari, salah satunya adalah benteng Tundakan. Benteng bersejarah ini berada di kawasan terpencil, tepatnya di Desa Tundakan Kecamatan Awayan yang terletak sekitar 55 kilometer dari pusat Kota Amuntai. Benteng Tundakan merupakan salah satu kawasan yang digunakan pejuang sekitar 1858 hingga 1861.
Selain itu, bentuk benteng Tundakan tidak sebagaimana yang dibayangkan orang. Tetuha masyarakat di daerah biasa menyebut nama benteng itu dengan istilah "Benteng Tundakan".
Bagi penduduk di daerah ini, cerita tentang keberadaan benteng Tundakan sudah tidak asing lagi. Karena masih banyak tetuha masyarakat di daerah ini yang mengetahui tentang sejarah keberadaan benteng Tundakan tersebut.
Konon, benteng Tundakan merupakan salah kawasan yang digunakan para pejuang kemerdekaan. Bahkan benteng Tundakan pernah dijadikan kawasan pertahanan oleh tokoh pejuang Kalsel Pangeran Antasari. Benteng tersebut sempat digunakan oleh para pejuang kemerdekaan sekitar tahun 1858 hingga 1861. Pangeran Antasari bersama pejuang kemerdekaan lainnya seperti Temanggung Jalil pernah menempati benteng tersebut.

Pangeran Antasari merupakan tokoh pejuang kemerdekaan yang dicari-cari tentara Belanda. Dan untuk menghindari dari adanya upaya penangkapan yang dilakukan tentara Belanda, Pangeran Antasari kemudian bersembunyi di kawasan Benteng Tundakan.
Keberadaan Benteng Tundakan sempat diketahui tentara Belanda. Hingga akhirnya, benteng tersebut diserang ratusan tentara Belanda sekitar. Dalam penyerangan tersebut, Temanggung Jalil gugur, jasatnya dimakamkan tidak jauh dari kawasan Benteng Tundakan.
Untuk mengenang tokoh pejuang kemerdekaan tersebut, Pemkab HSU mengharumkan nama Temanggung Jalil menjadi salah satu nama ruas jalan yang ada di kota Amuntai.
Kalau dilihat sepintas lalu, Benteng Tundakan tidak berbentuk sebagaimana benteng pertahanan untuk perang. Karena benteng tersebut terletak di suatu kawasan pegunungan. Selain itu, bentuk benteng Tundakan hanyalah berupa sebuah gua di bebatuan yang berlubang. Namun di dalam goa itulah, para pejuang berusaha untuk membebaskan rakyat dari kekuasaan penjajah kolonial Belanda.
Bukti sejarah perjuangan di benteng Tundakan tersebut hingga kini masih tetap dikenang. Walau saat ini yang terlihat hanyalah sebuah bentuk goa yang ditumbuhi rumput liar, namun apa yang dilakukan para pejuang kemerdekaan tentunya akan selalu tetap dikenang.





Sumber : Administrator

GULA HABANG, Lampihong, Balangan.

GULA HABANG, Lampihong, Balangan.






Kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan memiliki khas pembuat Gula habang,  salah satu pohon untuk membuat Gula habang ialah pohon Aren.

Gula habang ini diproses/dimasak dan akhirnya akan menjadi Gula merah/Gula jawa yang orang banjar menyebutnya dengan Gula Habang.

 Dan dicetak sesuai selera sendiri , bias di cetak memakai mangkok kecil.

Katanya pohon aren sekarang ini mulai susah dicari selain banyak yang sudah tua dan jarang renegerasi juga tak sedikit ditebang masyarakat.



Jumat, 14 Februari 2014

ITIK ALABIO, AMUNTAI, Hulu Sungai Utara

ITIK ALABIO, AMUNTAI, Hulu Sungai Utara


Patung Itik Alabio


Ini hanya Foto nya Guys, kali aja kalian tertarik kesana,, Patung Itik Alabionya sering nongkrong disamping jembatan Paliwara.

Saya aja kalau jalan-jalan ke Kota Amuntai biasa nongkrong sama Artisnya Kota Amuntai,, 

OBJEK WISATA AIR PANAS, BARABAI, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.



OBJEK WISATA AIR PANAS, BARABAI, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.



Pertama Masuk ke Wisata Air Panas



Saya waktu magang/PKL Di Barabai, kalau saya oulang ke rumah tidak lupa saya bawa oleh-oleh Apam sama kacang jeruk.

Kota Barabai, dikenal dengan Kota Apam.

Mungkin belum ada yang tau apa itu Apam,
Apam adalah sebuah makanan khas orang Barabai dimana makanan ini terbentuk seperti kue roti dan terbuat dari gula merah yang dicampur langsung senagn tepung..  Apam ada dua warna ada yang Kuning dan Putih, hehe satau saya…!!
Kalau jalan-jalan ke Kota Barabai jangan lupa icip apamnya orang Barabai

Di Kota ini banyak tempat wisata alam yang masih terjaga kelestariannya,
Salah satunya ada Air Panas, yang saya kunjungi bersama temen saya berapa bulan yang lalu.
Objek wisata sumber air panas terletak didesa murung kecamatan hantakan.


Sebagian orang juga percaya dengan khasiat yang berada di objek wisata air panas ini.
Waktu saya kesana banyak orang mengusap wajahnya dengan lumpur panas untuk menghilangkan jerawat, katanya ,. Hhihihi….



Sumber : Dwi Pantara Wira Yudha Rustam





Masjid Agung Al-Karomah, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.



Masjid Agung Al-Karomah, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.





Masjid Agung Al-Karomah, Kota Martapura


Martapura merupakan sebuah ibu kota kabupaten banjar yang berada di provinsi Kalimantan Selatan. Martapura merupakan sebuah kota yang sangat terkenal baik dalam negeri maupun luar negeri.
Masjid Agung Al-Karomah Martapura ini terbesar di Kalimantan Selatan, dan merupakan pusat daqwah islam. Arsitektur Masjid Agung Al-Karomah Martapura yang menelan biaya Rp.27 Miliyar pada rehab terakhir sekitar 2004. Arsitektur masjidnya bergaya masjid-masjid di  arab, karena kebanyakan masayarakat-masyarakat Martapura kebanyakan keturunan Arab.

 Seputar mitos Tiang Keramat, Masjid Agung Al Karomah Martapura, Kalimantan Selatan. Yang terdapat di dalam Masjid.


Tiang Keramat

   Bagaimana jadinya jika dengan memeluk tiang-tiang di dalam sebuah masjid akan membuat kita bias naik haji? Pada zaman dahulu sekitar tahun 1280  Hijriyah atau 1863 Masehi. Seorang ulama kalsel bernama Datuk Landak ditugaskan oleh Sultan Kerajaan Banjar untuk mencari Tiang yang terbuat dari kayu ulin sebagai sokoguru masjid, 
    Buah Konon, di daerah Barito Kalteng. Beliau akhirnya menemukan empat buah pohon kayu ulin yang tinggindan besar. Menurut cerita, beliau lalu mencabut keempat pohon tersebut dengan tangan sendiri  dan membawanya kepinggir sungai Barito untuk dilarutkan sampai ke Martapura. Kata sebagian hikayat yang dilalui kayu itu daerah yang banyak intanya,,

  Nah, keempat kayu ulin itu masih bias kita jumpai berdiri kokoh didalam Majid Agung Al Karomah, pertama kali didirikan Datu Landak hanya menepuk  tanah dan dengan sendirinya tiang-tiang itu berdiri dengan tegak.
  Entah karena Karomah Datuk Landak, yang merupakan keturunan Datu Kelampayan, keempat tiang-tiang itu selalu dilingkari bunga melati setiap hari. Dan muncul kepercayaan sebagaian Masyarakat jika kita biasa memeluk keempat tiang ulin itu kita biasa mendapat rezeki untuk berhaji.


Masjid ini memiliki kubah yang unik dengan warna-warni dipuncaknya, dan dilengkapi dengan 1 menara tinggi dengan arsitektur yang unik.

Menara


Dan jika anda menyempati singgah di Martapura untuk mencari intannya, sebaiknya anda juga menyinggahi Masjid ini untuk menunaikan shalat 5 waktu anda, sayang untuk melewati nyamannya masjid ini.






Sumber : SumutPos